Rabu, 25 Mei 2016

Sex And The City When I am 33

Tahun 2000, gue terpesona nonton Sex And The City. Ternyata di satu pojok dunia, cewe-cewe after 30 malah makin tua makin berjaya. Tinggal sendiri, punya duit, brunch tiap wiken dengan teman-teman yang fabulous, menikmati kerjaan masing-masing, dan eksplorasi seks tanpa malu-malu. Ternyata gue gak harus kawin dan beranak pinak agar bahagia.

Tahun 2000 sudah 16 tahun berlalu. Baby-baby yang di tahun itu baru bisa mengoek sekarang sudah memenuhi instagram dengan pacar mereka yang ke sekian. Sudah gak malu ngomongin sex dan mimpi basah dengan guru mereka karena sex education sekarang diajarkan di sekolah. Mungkin mereka gak akan terkagum-kagum nonton Carrie Bradshaw dan teman-teman heitsnya.

Hari ini gue gak bisa tidur, entah kenapa gue malah memilih Sex And The City di antara sekian banyaknya serial baru yang belum ditonton. Mungkin karena saat ini umur gue dan Carrie sepertinya sama. Mungkin ada yang bisa gue petik dari petualangan dia walaupun gambarnya masih 4:3 dan HP belum mendominasi kehidupan.

Atid 18 pas nonton Sex And The City pengen banget hidup bebas seperti Carrie. Pengen punya teman sekeren Charlotte. Pengen pintar kaya Miranda. Pengen cuek kaya Samantha. Atid 18 pengen jadi mereka.

Apa yang terjadi dengan Atid 33 ?

Atid 33 gak tinggal di New York. Atid 33
gak pernah bar hopping tiap malam dengan sepatu 400 dollar. Atid 33 bobo jam 10 tiap malam tidak dengan cowo-cowo cakep.

Gak pengen juga.

Tapi Sex And The City tetap jadi role model Atid 33, walaupun banyak yang Atid 33 tak lagi kagumi. Mungkin gara-gara di sekitar Atid 33 banyak sejenis Samantha, sejenis Charlotte, sejenis Miranda tapi versi Indonesia. Dan  gaya hidup  Manhattan kalau ditaro di setting Jakarta bukannya malah keren, malah berasa palsu dan insensitive dengan sekitarnya.

Yang paling menarik dari  Sex And The City bukan bajunya, apartemennya, kerjaannya, teman-temannya, atau sexnya. Tapi karena Carrie 33 selalu memulai setiap episode dengan pertanyaan dan menjalani 24 menit ke depan tanpa batasan. Di akhir episode, Carrie tetap menjadi Carrie yang romantis naif  dan sedikit lebih punya sikap, tapi menyisakan tetap sedikit ruang kalau dia mungkin salah.

Semoga Atid 33 bisa menjalani hidup dengan penuh pertanyaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar