"Kau mau kado apa?" tanya Chica.
"Gak usahlah, Ca," jawab gue bukan mau sok jual mahal. Tapi kayanya gue udah punya 'segalanya'.
Baju gue ada 30, sesuai jumlah hanger yang muat di lemari. Kalau dipakai sehari satu, cukup buat di-rotate sebulan. Bawahan gue ada 7. Sepatu gue ada 8, dari berbagai fungsi dan warna. BH gue ada 7. Celana dalam ada 20, butuh lebih banyak berhubung Jakarta bikin gampang keringetan. Kaos kaki 7 pasang.
Tas gue ada 3. Satu jinjing, satu backpack, satu buat laptop. Koper ada dua, satu besar dan satu cabin size.
Jam tangan ada dua. Sebenarnya cukup satu. Hanya yang satu keburu nafsu lihat di Inacraft. Begitu pun kacamata. Accessories lainnya, gue malas pakai.
Perabotan rumah udah lengkap. Tirai udah yang dim out.
Bantal gue ada 4. Sehari-hari gue pake sendiri, tapi kalau Mami Papi datang bisa dibagi. Seprai gue ada 4, kelebihan memang... yang dua hibah dari Chica.
TV, kulkas, dispenser air, mesin cuci, microwave, rice cooker, kompor + exhaust fan udah ada. Katanya gue butuh food processor sih, tapi pasti malas makenya tiap hari. Lebih baik gue kunyah.
HP, Macbook, MP3 Player, MP3 buat renang, E-book reader udah ada. Memang bukan model terbaru, tapi cukup untuk keperluan gue.
Buku banyak yang belum dibaca. Apalagi film. Gak perlu ke Big Bad Wolf lah.
Apartemen ada satu. Mobil gak ada, tapi gak mau punya. Eh, kayanya enak juga tapi punya sepeda... Tapi nanti sajalah kalau udah mendesak. Belinya juga second aja.
Teringat dulu waktu kecil, tiap ulang tahun Mak Gondut selalu membawa kami bagi-bagi kado ke panti asuhan. Entah sejak kapan, tradisi keluarga ini berubah.
"Yakin gak mau kado?" tanya Chica.
Gue mengangguk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar