Selasa, 31 Mei 2016

Dari Tosari Ke GI

Jakarta di Malam Minggu lebih indah dengan busway. Tak perlu bermacet-macetan bersama mobil, motor, dan Metro Mini.

Ternyata banyak babi-babi masuk jalur kami. Malam minggu bersama busway tetap diisi merayap tak sampai-sampai. Begitu sampai, ternyata tak bisa turun di Bunderan HI karena galian MRT sedang merambah haltenya.

Terpaksa turun di Tosari.

Dari Tosari, jalan sedikit sambil mengangkat-angkat pembatas belahan tetek yang terlalu rendah untuk melanggang di pinggir jalan. Kalau di mall nanti, tinggal dikasih syal biar lebih ciamik macam para penduduk subtropis. Kalau di luar sini, tambah anyeplah kalau kupakai itu syal.

Tangan kiri memegang dada, tangan kanan mendekap tas menghalau segala rupa copet dan jambret. Gue melangkah di pinggir jalan, sambil lirik-lirik belakang waspada ekor disenggol motor tak beradab. Tapi gue yang  tak beradab, ini kan jalanan mereka. Apa daya trotoar dipenuhi gerobak jualan. Terpaksalah aku turun ke jalan, dengan resiko motor ketoel ekor.

Akhirnya sampai juga di gerbang Grand Indonesia disambut tidit-tidit metal detector  yang selalu berbunyi tanpa kenal bom atau kawat BH. Asal tak terlihat budug, semua dipersilakan masuk. 

Di sini dunia yang berbeda.  Subtropis.  Ekor bebas toel.  Tetek bisa ke mana-mana, tak akan ada yang mensuit menggoda.

Pulangnya, uber ajalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar