Rabu, 29 Januari 2014

Will You Still Love Me When I No Longer Young and Beautiful

Gue gak pernah beautiful. Karenanya getting older gak pernah jadi menakutkan. Gak kaya Lana del Ray, dan dia.

Tapi gue bisa jadi the You dalam liriknya. You know I will. You know I will.

Tapi dia sudah punya orang yang akan mencintai dia saat dia tua dan buruk rupa.

"Baru nonton A Walk To Remember. Kayanya kalau aku mati, kamu pasti kaya gitu ke aku," whatsapp-nya pada suaminya yang gak sengaja gua baca.

I am on a lonely road to find my own Young and Beautiful.

"Gue tuh sangat sensitif ama suara, makanya muka orang gak terlalu penting buat gue," kata mbak-mbak sutradara yang akhirnya menemukan cinta di Heidelberg di umur 38 tahun. Bisa berbunga-bunga hanya dengan suara skype-nya tiap pagi siang dan malam waktu Indonesia Jerman.

Gue gak cukup suaranya bagus. Gue suka yang beautiful audio dan visual. Seperti sutradara kebanyakan, selalu tersedot ke mereka yang menarik mata dan memanjakan telinga.

"Tuh anak makin gak banget deh. Masa ditanya di twitter kok kakak bisa diundang ke premiere tom cruise, eh jawabannya ketus banget. Dibawa asik aja gak bisa ya?" katanya membicarakan mbak-mbak artis cilik yang pengen go international.

And my first reaction malah, "ih pengen gue sayang-sayang."

Disambut tatapan ketus mereka.

The broken and beautiful, tipe gue banget. Tipe-tipe yang selalu menjauhkan gue dari cita-cita hidup simple.

"Dari awal gue udah tahu kalau sama si Om itu gue gak akan benar karena mulainya gak benar," kata si sensitif telinga mengenang kisah selingkuhnya dengan suami orang. Kalau dengan si Heidelberg, dia bisa terbayang membangun usaha bersama berdua.

Mungkin cuma gue yang selingkuh dan terbayang membangun usaha bersama berdua.

Mungkin saat itu gue cuma terlalu muda. Dan dia terlalu beautiful.

"Will you still love me when I have nothing but my aching soul?"

I know she won't.

I know you will.

I know I will.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar