We are what we believe we are.
Seorang pembunuh ratusan nyawa bisa percaya kalau dirinya adalah pahlawan, dan dengan bangga menceritakann jasa-jasanya menumpas kaum komunis kepada dunia lewat media kesukaannya: film koboi dan musikal.
Seorang seniman rata-rata bisa percaya kalau dia the wonder kid of bandung karena dia tidak pernah mau nonton film. Baginya menonton karya orang lain membuatnya jadi penjiplak. Tidak menonton membuatnya jadi maestro.
Gue bisa percaya kalau gue dicintai dan mencintai padahal semua fakta berkata beda. Mungkin karena gak pernah dicintai sebelumnya.
Fakta ternyata hanya binatang berupa banyak. Tiap sisinya berbeda. Tergantung mata mana dan dari mana ia melihat.
Banyak-banyaklah mendengar. Banyak-banyaklah menonton. Banyak-banyaklah bercinta.
Jangan-jangan kita bukan pahlawan. Hanya pembunuh yang kurang mendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar