"Beautiful things don't ask for attention," kata Sean pada Walter Mitty.
The beautiful thing yang saat itu berwujud leopard salju muncul di kejauhan, tertangkap lensa telephoto. Bukannya buru-buru menjepret, Sean hanya memanggil Walter Mitty untuk mengintip viewfinder kameranya.
This beauty sering disebut kucing hantu karena hanya muncul sekelebat. Hilanglah kesempatan Sean menjepret.
Walter dan Sean malah bermain bola dengan riang gembira.
Beda banget ama gue. If I see beauty, I wanna tell them to the world. I wanna share them. I want the world to know they're beautiful.
Nggak lewat instagram tentunya. Beauty deserves more than some second of my life.
Lewat film. Lewat buku. Lewat lagu. Semua orang harus tahu.
Why do I need an audience? A lot of audience?
Twyla Tharp di bukunya The Creative Habbit bilang kalau semua motivasi kreatif kita disetir our earliest creative memory. Kenali diri dan kenali polamu.
What is your earliest creative memory?
Gue di ulang tahun yang ke 5, bikin drama dadakan dengan menyuruh-nyuruh semua tamu berpartisipasi. Yang kecil jadi pemain, yang besar jadi penonton.
I enjoy the attention of the audience.
Gue jadi mengorek-ngorek diri. Do I really want to share the beauty? Or do I just want people to know I am the one who captures the beauty?
Why do I ask for attention?
Cause I don't feel beautiful enough?
I guess it takes a real beauty to capture the real beauty.
Yuk maen bola yuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar