Jalan-jalan ke Pasar Tebet, untuk mencari sesuap nasi. Ternyata semua ada di sini.
Ada martabak, ada cendol. Ada sop, ada gulai. Ada gorengan, ada rebusan. Tinggal dipilih dipilih dipilih.
Duduklah gue di angkringan. Dari bentuknya sih seperti berbeda, seperti dijaga dan dipelihara. Ternyata yang punya sudah pindah Amerika, mengajar Antropologi di sana. Tinggal adiknya di sini, menjaga angkringan dan pulang ke Jogja tiap wiken.
Lalu lanjut ke salon sebelah, krembat, scrub, dan potong rambut. Ditawari cheese stick buatan adik sendiri, yang enak banget sampai lebaran kemaren diborong 70 toples sama orang departemen Bogor. Tak perlu jauh-jauh potong rambut mahal-mahal ke Pondok Indah.
"Pasar Tebet kan memang pasar artis," katanya.
Gue menoleh kanan kiri. Tak ada pun kutengok artis.
Atau mungkin gue yang sudah jarang nonton TV. Lebih senang menonton Pasar Tebet. Ceritanya lebih beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar