Chica diperbolehkan kerja dari rumah. Chica tak menyambut bahagia karena merasa kenapa harus dia yang diasingkan? Karena dia perempuan?
Karena gaji Bang Gigit lebih gede, jawabku dalam hati.
Kenapa gaji Bang Gigit lebih gede? Karena Chica perempuan?
Tak lagi hatiku menjawab. Lebih baik langsung set-up work space buat Chica biar dia nyaman di rumah.
Listrik rumah dinaikkan jadi 3500 W biar ruang tengah bisa nambah AC dan si kembar bisa main di sana.
Beli matras dan pagar biar gak heboh ngejar-ngejar mereka.
Naikin internet jadi 10 MB.
Bandungkan perabotan-perabotan bersudut tajam mumpung Kodam Jaya mau minjemin truk.
Pasang kaca di lubang-lubang angin biar AC lebih dingin.
Blas!
Tiba-tiba lampu daerah belakang mati, menambah satu lagi to do list.
"Ini bukan korslet, Mbak. Sekringnya udah kendor, jadi sering turun walaupun dayanya belum maksimal."
Harus nunggu PLN yang mengganti kalau gak mau disangka nyuri listrik.
"Harusnya 5000 Watt, mbak," katanya lagi.
AC ruang tengah ternyata 1500 W. Pompa air 800 W. Rice cooker 350 W. Dispenser 150 W. AC kamar masing-masing 220 W, 220 W, dan 400 W. Belum catokan dan setrikaan.
"5000 watt kok udah kaya kantor aja?" kata Bang Gigit.
"Memang kantor," kata Chica bitchy.
Siap, bos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar