Dari
Kayumas, Uber berjalan lancar sampai mendekati Bundaran HI. Sudah setengah jam
kami di sini, menanti giliran diperbolehkan menyeberang ke bundaran.
"Orang-orang
dapat THR berapa ya, Mbak? Kok belanjanya di Plaza Indonesia?" tanya supir
Uber.
"Paling
belanjanya di Grand Indonesia, Mas. Kata kakak saya yang lagi di Plaza
Indonesia, di sana sepi."
Tiba-tiba
polisi menutup jalan di depan kami. Kami gak boleh menyeberang, diarahkan belok
ke kiri, mutar di bawah jembatan Tosari. Gue terlalu malas untuk jalan kaki
saja ke Plaza Indonesia yang sebenarnya sudah di depan mata. Uber gue biarkan
nurut belok kiri.
Macet. Sejam kemudian, belum juga bergerak.
"Mbak
kita balik lagi aja ke tempat tadi trus mbak jalan dikit gimana?"
"Boleh
deh," jawab gue.
Dia
pun mengembalikan gue ke tempat awal. Gue berjalan dengan rasa menyesal. Tau
gini gue jalan aja dari awal. Gak buang waktu. Gak buang ongkos.
Bon
Uber datang. taunya Hanya 22000. Tarifnya flat karena gue memakai Uber Pool
walaupun cuma sendirian. Berarti si supir pun hampir dua jam nyetirin gue gak dapat uang tambahan?
Tambah menyesal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar