Tiap ketemu gue sendirian, dia selalu nanya 'udah ada pacarmu dek'. Tiap ketemu gue ama cewe, dia selalu nanya 'ini pacarmu dek'.
Hari ini gue sendirian.
"Ada kau kenal cewe buat anak ini?" tanyanya dari kursi supir ke mbak-mbak blasteran yang duduk di jok belakang yang sepertinya artis terkenal yang tentunya gue gak kenal tapi dia gak peduli padahal gue udah pura-pura cuek duduk di jok depan menatap pagar rimbun sekolahan tempat shooting teman.
"I don't know, Bang. I don't know any lesbians here. I think no one is out."
"Atau lo aja. Lo mau gak jadi lesbian?" tanya teman lain di jok belakang yang sayangnya gue kenal yang muncungnya pengen gue bungkam pakai 4 toples kue-kue lebaran di paha gue tapi muncungnya malah semakin aktif bertanya.
Mungkin si mbak blasteran menjawab tidak. Gue gak mau lihat belakang.
Memang babi-babilah orang-orang ini.
Muncung kembali bercerita, "Gue pernah tuh dideketin lesbian. Negro gitu... gede... langsung nyosor gue trus bilang... Hey I like you, you know?" Dia memberatkan suara menirukan si Mbak African American.
"Aku pun kalau deketin kau kayak gitu! He! Sini dulu muncung kau itu!" kata gue sepenuh hati. Bukan pengen kucium muncungnya, pengen kubungkam pake nastar.
"Kau gimanalah mau dapat cewek kalau di pahamu ada 4 toples kue?" kata si abang supir menoleh nyinyir.
"Ini kan punya kau!" tangkis gue sebal sambil mengembalikan toples-toplesnya. Tadi diajaknya kami ke mobil dengan iming-iming mau makan siang ke Kemang. Ternyata dia cuma mau ngadem pake AC di mobil sambil makan nastar.
Toples-toples pindah ke pahanya. Langsung dikunyah.
Siap-siap mau kubalas 'pantaslah kau gak punya pacar, di pahamu ada empat toples kue'.
Gak jadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar