Dua warga Ujung Berung datang berkunjung. Mereka tidur di kamar gue dengan jendela terbuka, menatap lampu-lampu Jakarta.
'Enak juga piknik di perkotaan,' katanya setelah seharian stress melihat riuhnya Jakarta dan padatnya Kalibata City.
Paginya kami jalan-jalan ke taman, dengan seragam lari lengkap dengan botol minuman, tentunya bukan untuk lari. Makan soto mie pedagang dadakan, tak bisa lama-lama karena ditungguin ibu-ibu hamil yang melirik kursi kami. Pindah ke Roti Pisang Bakar yang sudah biasa ditongkrongin ABG, mendiskusikan sejarah yang terus berulang diselingi pisang bakar coklat.
Diskusi dilanjutkan di apartemen ditemani MSG-MSG berplastik.
Lalu mereka pun pulang, kasian kucingnya ditinggal sendirian. Meninggalkan gue kembali menulis sendirian.
Piknik perkotaan telah membawa pencerahan dua skenario, menambah penuh tempat sampah yang selama ini bebas pelastik, dan menyadarkan gue menulis terus bikin gak bisa menulis. Harus banyak piknik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar