Selasa, 30 Agustus 2016

Tiga Badai

Tiga anak kecil tiba-tiba muncul di kantor dan naik menyerbu kamar baby. Ternyata anak-anak teman SMA Chica yang tinggal di Qatar dan hendak bertemu baby-baby tapi Chica sibuk kerja.

Setelah tersadar dari shock gue, gue pun naik ke atas. Biola gue sudah dijadikan gitar. Sofa sudah dijadikan trampolin. Dan baby-baby sudah dijadikan objek selfie.

"I want the fat one," kata si anak sulung hendak gantian gendong Shema.

"Bukan fat! Cuma lebih besar," kata mamaknya berusaha politically correct.

Gue meratakan kaos gue, malas ikutan dituduh fat. Malas di-politically correctkan.

Lalu hujan turun. Si anak bungsu menjerit-jerit.

"Maklum anak gurun. Gak pernah liat hujan," kata mamaknya sambil memboyong mereka pergi.

Badai pun berlalu. Shema dan Sergie kembali mengeong tenang di kamarnya yang damai diiringi bunyi hujan dan petir. Gue mengamati mereka dan bertanya-tanya berapa lama lagi damai ini akan berlanjut sebelum duo baby ini pun berubah menjadi badai.

Sembunyiin biola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar