Kamis, 18 Agustus 2016

Bangga

Sepasang atlet bulu tangkis berhasil memenangkan medali emas sebuah ajang olah raga yang seringkali jadi ajang konsumerisme berbulu heroisme. Gue berusaha tidak ikut-ikutan jadi anak dunia ke tiga yang silau dengan kata dunia, tapi melihat mereka berdua menggigit emas dengan jahil mau tak mau terharu juga.

Seperti kata artikel di facebook seorang teman bermata sipit, mereka adalah paduan yang pas untuk membungkam semua kata-kata pedih yang menghina perbedaan. Yang satu Islam, satu Kristen. Satu cowo, satu cewe. Satu pribumi, satu Cina.

Ternyata shuttle cock tidak mengenal ras, katanya.

Melihat rambut salah satu atlit, gue menulis komen, "Curiga shuttlecock tidak mengenal orientasi seksual."

Semenit kemudian, gue delete.

Curiga kita masih di tahap memahami perbedaan ras. Gak usah curi spotlight.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar