"Sal, kemarilah kau! Ada tahu enak kali," kata gue. Daripada gue nungguin doi di rumah, mending gue menanti di sebuah surga tahu di Banceuy.
Tahunya nyesss, sambelnya full bawang putih. Kangkungnya segar. Jus jeruknya kuning menggoda.
"Ini kan yang punya wong itu," kata Sally menyebutkan seorang bapak norak yang pernah membuat poligami award dan tak pernah lagi gue datangi restorannya.
"Hah? Masa sih?" tanya gue tak rela mencari kebenaran. Baru menyadari font restorannya memang norak-norak mirip.
Tapi kenyataan memang menyakitkan.
"Mbak, pesan tahunya satu porsi lagi ya," kata gue dengan sedih.
Porsi perpisahan. Ini terakhir kalinya kumakan kalian.
Hik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar