Senin, 15 Agustus 2016

Seni dan Doa

"Bu, ntar set-nya gak jadi kaya teater ya? Gak realistis?" tanya Director Of Photography.

"Bisa jadi," kata gue.

But it wasn't a bad thing. For me. Gue udah pernah lihat stage dia. Mistis. Beda. Gak kaya set film memang, tapi gue pengen nyoba.

Dan bukan set mereka saja yang berbeda. Cara kerja mereka pun berbeda.

Tidak ada gambar kerja detail yang bisa di-breakdown menjadi daftar belanja/sewa. Haram menyebut kata budget, bilangnya list art.

Alhasil Line Producer mulai bertaring bekerja tanpa pegangan dokumen apa-apa. Mengharapkan keajaiban hari H set langsung jadi magic sepertinya impossible di kamusnya.

"Gue tuh setiap hari berdoa, berharap dituntun apa yang harus gue lakukan," kata si Production Designer dulu saat menceritakan pagelaran epiknya di sebuah lapangan tengah kota bersama 2500 penari. Hasilnya di luar dugaan.

Mungkin gue juga harus berdoa.

Line Producer tambah bertaring.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar