"Pertunjukan itu hasilnya abstrak, tapi prosesnya semua real, ada di panggung. Kalau bikin film itu hasilnya real, tapi prosesnya abstrak dan penuh rekayasa," kata seorang artistic director panggung yang baru pertama kali membuat film.
Coba-coba ditontonnya Behind The Scene 'Alice'. Terkaget-kagetlah dia melihat semuanya hijau. Bahkan baju aktornya aja hijau.
"Aktor film berarti harus jago pisan ya?" katanya membayangkan harus beracting dikelilingi hijau. Belum lagi urutan scene yang loncat-loncat membuat aktor harus siap ikut meloncat dari satu emosi ke emosi lain. Beda dengan pertunjukan yang aktornya bisa membangun emosi dari awal sampai akhir.
"Tapi kalau di film, aktornya banyak bala bantuan untuk membangun emosi. Bisa dengan editing, lighting, framing, sound... banyaklah. Kalau aktor panggung cuma punya badannya sendiri dan gak bisa salah. Makanya mungkin aktor film banyak yang manja ya?" jawab gue.
Makanya dulu seorang aktor bilang dia lebih suka teater.
"Theater is actor's art. Film is director's art," katanya.
Makanya teater lebih horizontal. Kalau film lebih vertikal. Semua tergantung sutradara.
Tapi melihat cara mereka bekerja, sebenarnya banyak yang bisa sutradara pelajari dari mereka. Berembuk bersama-sama di awal sepertinya bisa melahirkan banyak inovasi, daripada mengharapkan kejeniusan seorang yang borderline egomaniac. Tapi berembuk ini butuh waktu lebih lama dan... dana.
Semoga waktu dan uang lebih bersahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar