"My teacher and my mom always said I was a bad boy," katanya menyesal setelah temannya menangis.
"No, I know you are not a bad boy. I saw you being nice," kata mamak anak yang dibikinnya nangis.
Gue hanya diam-diam di kursi depan, no comment. Malas dekat-dekat anak itu.
Baru masuk mobil, dia udah teriak-teriak histeris 'you are not welcomed in this car'. Turun dari mobil, dia menusuk-nusuk pantat dan perut gue sambil teriak 'why is it so big'. Sebelumnya gue melihat dia memegang-megang dada teman gue padahal sudah dilarang.
"Dia selalu dimarahin ama orang tuanya, Tid. Kasihan," kata mamak si anak nangis mencoba sabar. Sudah sebulan si bad boy dan mamaknya di Indonesia, menginap di rumah mereka. Waktu dipeluk-peluk suaminya, si bad boy langsung melembut. Kelihatan banget kayanya dia kurang dipeluk bapak.
"So why do you think Indonesia is a sexist country?" tanya mamak si bad boy untuk disertasinya, setelah anak-anak berhasil diungsikan ke bioskop.
"I don't even know where to start," jawab gue diplomatis. Partly karena banyak sekali statement sexist yang diterima wajar di negeri ini. Partly karena gue merasa anaknya sendiri potensial tumbuh jadi cowo sexist.
Lalu gue bercerita tentang kasus perkosaan dan bagaimana pejabat public menanggapinya di media sambil berharap dalam hati anaknya akan tumbuh menjadi nice boy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar