Menjelang soft opening film Selamat Pagi Malam
bulan depan, gue beberes website kepompong gendut. Di era digital ini, website
ibarat wajah yang membuat klien jatuh cinta saat berkenalan. Kalik-kalik aja
jadi banyak yang nawarin kerjaan.
Template homepage www.kepomponggendut.com ada
dua belas kotak portofolio, padahal film kepompong baru empat (termasuk 1 TV
series). Lebih banyak kotak diisi film belum jadi: Oma Kepo, Dongeng Bawah
Angin, Love Expired, Kepompong Mak Gondut, dan my ultimate movie Raja Kata.
Apa gue hapus aja biar klien gak ilfeel? Biar mereka yakin gue bisa ngerjain
iklan-iklan mereka.
Tapi kalau gue apus, nanti gue malah lupa dan
gak lagi bikin film-film ini. Keasyikan ngerjain iklan yang bayarannya yummy.
Berbeda dengan manusia kreatif umunnya, gue
tidak dikaruniai ide yang banyak. Cuma beberapa. Tapi walaupun cuma beberapa,
kalau sampai gak kesampaian, gue akan mati penasaran.
Di saat bikin film sedang tidak sedang
menghasilkan, seharusnya gue bisa lebih fleksibel dan mengerjakan iklan-iklan
yang bisa membuat gue makan.
I am a story teller after all. It doesn't have
to be a movie. Bisa lagu. Bisa webseries.
Gue kembali berpikir: apus... nggak...
Gak apus ah. Harus jadi nih film-film. Kasian
ntar orang-orang kalau gue gentayangan.
Gue menambahkan satu kotak: commercials.
Kasian gue kalau mati kurang makan.
Cus.
*tangan diangkat manggil-manggil uang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar