Selasa, 25 Februari 2014

Mbak Diet?

"Mbak diet?" tanya mbak-mbak Kuring Something di lantai bawah Kalibata setelah tiga hari berturut-turut gue mesen toge dan tahu tanpa nasi.

Gue cuma menjawab dengan senyuman manis tanpa menggubris sarannya untuk berkunjung ke klinik belakang.

Inilah akibatnya kalau makan siang toge dan tahu doang tapi di atas nanti masih curi-curi makan coklat curian dari kulkas Sunny. Diet diet tinggal impian.

Seumur hidup gue selalu diet dan gak pernah langsing. My glory days adalah episode 3 Demi Turki, 78 kg dan abis itu downfall. Sebelum episode itu gue yakin  gue pasti bisa 60 kg. Udah dapet gym gratis, baju gratis, iming2 tur ke turki, bukannya menyempit malah melebar.

"Iya lo tambah gendut deh," kata para produser Kompas TV setelah 3 bulan tak bertemu. Jas 600 rebu hasil diskonan Mark n Spencer tak berhasil menutupi timbunan lemak akibat stress  kurang dibelai.

Tapi diet bukan masalah biar ada yang mau ngebelai. Dada kiri mulai nyut-nyutan. Jantungan di umur 30 gak akan menyenangkan karena yang lain belum. 

Tapi meninggal umur 30an juga kayanya seru. Yesus juga 33 udah mati kan. Gak usah lama-lamalah hidup.

"Temen gue baru meninggal. Di ketahuan kanker tapi gak mau dikemo. Ya udah dinikmati aja divonis 6 bulan. Eh tadi mati deh," katanya sambil minta maaf karena dia telat.

Gue juga kayanya kalau sakit bakal gitu deh. Gak usah masuk ruamah sakit. Ya dinikmati aja hari-hari terakhirnya.

Kalau metong gue gak bisa bikin Raja Kata dong?

Ya udah jaga badanlah bo. Apa susahnya sih nahan mulut dikit?


Lebih baik dipakai berkata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar