Minggu, 09 Februari 2014

J Law

Bangun tau-tau udah jam 9, anomali buat early bird sepertiku. Gara-gara biasanya gue jam 10 udah bobo. Kemaren baru bobo jam 1.30 karena nungguin Jennifer Lawrence cinta gak ama Peter sambil doi memanahi satu per satu kontestan Hunger Games.

Jadi mengerti kenapa Lionsgate jadi studio kecil yang mendadak kaya raya. Gue yang tante-tante aja demen apalagi remaja masa kini. Jadi ngerti juga kenapa Jennifer Lawrence dipuja-puka remaja sejagat internet raya. Pastinya bukan karena Winter Bones, film yang membawa dia pertama kali ke nominasi oscar.

Mengingatkan gue pada beberapa Selasa malam. Di mana gue ngakunya ngegym, padahal diam-diam nonton Buffy The Vampire Slayer di basement.

'We give them entertainment, so they forget their real life," kata Mas -mas pemabuk mentornya J Law.

Well they certainly did steal me from my real life.

Kalau nonton Winter Bone, gue pasti harus berusaha stay. Karena isinya terlalu real. Dan cuma bisa menghibur kalau gue sudah siap melebarkan definisi gue tentang hiburan.

We need both movies. Hanya budget gue saat ini baru memungkinkan bikin yang lebih real. Lebih murah cyinnn.

Moga-moga suatu hari gue bisa bikin film kaya gini. Ceritanya kuat, karakternya menarik, actress-nya hot, dan 4 film sekaligus biar ga usah promo berkali-kali. Biar kepompong beneran gendut dan makmur, seperti mbak Lionsgate.

Tinggal nunggu novel teen lit berseri-seri yang keren dan laku di pasaran. Kalau kaya Twilight mah malas.

Dan yang maen the next J Law.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar