"Jadi Mak Gondut itu siapa lo sih?" tanya salah satu mantan 'saingan' mak gondut memperebutkan piala citra.
"Bukan siapa-siapa," jawab gue berusaha lucu. Walaupun setelahnya gue berasa gak lucu dan gue akui juga.
"Mak Gondut itu emak asli gue dan emang pengen jadi artis. Hanya sekarang ya gak gue kasih kebanyakan maen film, takutnya ntar ketahuan ga bisa acting."
Agak luculah. Hanya jangan sampai didengar Mak Gondut. Ntar doi sedih.
"Dia ngajar apa?"
Kali ini gue beneran gak mau ngejawab. Tapi si host menebak dengan benar.
"Pasti ngajar agama!" serunya. Semenjak dia bermertua inang batak, dia jadi lebih jitu menebak tabiat dan kecenderungan mereka.
"Hahahaha pantesan kemaren ngomonginnya dosa dosa... Hahahaaa..."
Gue cuma mengangguk masam.
Setahun lebih sudah Demi Ucok release. Ternyata gue belum bisa berdamai dengan emak gue. Kadang-kadang masih malu melihat spanduk bermuka dia di ujung jalan meminta orang untuk nyoblos dia di pemilu mendatang.
Mungkin karena Mak Gondut juga malu punya anak kaya gue.
"Maunya si Atid cepat-cepat kawinlah..." katanya di suatu malam.
Sementara si Atid gak mau kawin dan hanya dunia kelam perpiliman ini yang kadang-kadang tidak menghakimi dia. Si Atid takut kalau Mak Gondut malah membuat dia kehilangan habitat.
Tapi seperti pesan papi, lebih baik dilihat positifnya.
Mungkin dengan masuknya Mak gondut ke habitat Atid, dia jadi lebih mengenal.
Tak kenal kan maka tak sayang.
Semoga kita tambah saling menyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar