Rabu, 05 Februari 2014

Monolog

Social media specialist, tertulis di kartu nama resmi dari sebuah brand Malaysia yang semakin merajai jaringan seluler Indonesia. Lima tahun yang lalu, that was not a job.

How time has changed.

"Sekarang kan musik udah internet based banget, sepertinya ke depannya film juga akan begitu."

Sepertinya begitu.

"Film lo ini tinggal cari buzzer yang tepat, langsung menyebar deh di social media."

Di Jakarta yang semakin mahal dan basah ke mana-mana, cuma social medialah pilihan wisata warga yang murah dan kering. Akan tetapi, kelebihan konten menyebabkan warga tidak lagi tahu harus berwisata ke mana.

Makanya social media specialist is a good money making job here.

Tinggal cari buzzer yang tepat dan langsung nyebar di social media? Bisa.

Tapi lima detik kemudian dilupakan, berganti another farhat abbas story.

Mengharapkan perhatian dari generasi instan membuat gue jadi manusia berisik. Mungkin saat ini porsi gue hanya nulis blog dan bermonolog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar