Kamis, 20 Februari 2014

How do we fix Indonesia?  

"Just kill anyone over 30," katanya gampang.  

Sebagai warga negara Singapura keturunan Indonesia, dengan gampang dia bisa mencium kebobrokan akut melihat truk rongsokan Pertamina yang belum diupdate dari entah tahun kapan lewat membawa tabung-tabung hijau tanpa pengamanan. Sementara Petronas yang  sekecil itu bisa punya tower tertinggi di Asia Tenggara.  

Saat itu gue 26. Jawabannya terdengar seperti sebuah solusi radikal yang seru dibikin film noir dengan warna hitam putih merah dan dibintangi Bruce Willis.  

Tapi ketika gue sekarang 30, solusinya tidak selucu dulu. Gue sekarang sudah masuk golongan harus dibasmi demi kemajuan Indonesia.  

Gue gak mau dibasmi.  

Melihat wajah para ketua partai peserta Pemilu 2014, tampaknya tidak akan banyak perubahan di 5 tahun mendatang. Dan melihat generasi muda yang semakin ingin menjadi orang Korea, belum tentu yang di bawah 30 bisa memperbaiki apapun.

Tapi ya tentunya yang bisa dirubah hanya diri sendiri jadi sudahlah tak usah menghakimi.

Bikin film aja deh.

Kalau Kamu sudah muak dengan dunia ini dan tiba-tiba pengen mendatangkan air bah lagi, siapa yang Kamu pilih untuk selamat? Same old rules. Cuma bisa milih satu keluarga ya.

Keluarga Jokowi?  

Keluarga Ahok?  

Keluarga Ibu Risma?  

Afghan?  Biar gak pada selingkuh?

Papi?  Biar gue ikut selamat. Hehehe.

Ariel? Biar keturunan selanjutnya cakep-cakep dan cepat beranak pinak.

Secara doi kan Noah ya bok. Jadi le histori nya le repete gitu deh. 

Aduh gak mudah ya milih satu.

Kok dulu bisa Noah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar