Kamis, 25 Februari 2016

Rakus

Dia mencomot potongan kue lapis terakhir sebelum garpu kecil gue menancap.

"Makan bagi dua ama lo emang harus dibagi dua dari awal. Kalau nggak, bisa gak kebagian," katanya sewot.

"Kan bisa mesen lagi."

"Jangan mesen lagi. Udah gondut."

Karenanya ketika waktunya makan Choco Oats, satu dia kasih ke gue, satu dia makan, dan satu disembunyikan di balik paha.

Dalam sekejap, Oats gue udah habis. Gue melirik-lirik pahanya, mencari Oats yang belum dibuka.

Dia membuka Oats terakhir, tapi gak dibagi. Gue cuma bisa melirik sambil pasang mata paling kasihan.

"Segigit ya," katanya menawarkan Oats. Jarinya membuat batas suci menghalangi gigi gue dari mengigigit seluruh oats.

Hap.

Gigit jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar