"Gue kasihan liat Papi. Kerjanya tiap hari SMS mumpung gratisan dan ke dokter," kata Chica.
"Mungkin Papi pun kasihan lihat kau. Kerjamu tiap hari ngurusin susu ama pupup," jawab gue.
"Mungkin Papi pun kasihan liat kau. Tiap hari nonton film. Gak kerja-kerja," balas Chica.
Gue malah kasihan sama Bang Gigit yang tiap hari harus ngantor dan macet-macetan demi memperkaya bank-bank serakah.
Lingkaran kasihan ini mungkin karena kita terlalu sibuk menilai hidup orang lain dan lupa menikmati pilihan sendiri.
Papi bahagia ke dokter karena bisa ketemu semua temannya yang juga sedang waktunya penyakitan. Chica bahagia punya anak walau harus bergelimang taik dan pompa. Bang Gigit bahagia kerja di bank serakah karena bisa menyayangi anaknya dengan semua produk Mothercare terbaik. Gue bahagia nonton film karena kehausan gue untuk mengerti dunia yang gak bisa gue dapat dari lingkungan kecil gue terpenuhi.
Seperti nonton dokumenter tentang Iris Apfel, gue bisa melihat orang-orang yang bahagia di usia tua adalah mereka yang tahu bagaimana menghibur diri sendiri. Gak sibuk mengasihani/ menghakimi/ menilai hidup orang lain.
Bahagia itu pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar