Kamis, 31 Maret 2016

Superman Lawan Batman

Superman dan Batman, kok bisa berantem?

Mungkin karena Metropolis dan Gotham itu sebenarnya kota yang sama,  New York. Hanya jagoan yang satu keluarnya siang, yang satu keluarnya malam.  Mungkin di film ini mereka rebutan korban yang harus diselamatkan.

Ternyata beda kota bo. Yang New York itu Metropolis. Hanya Batman_ secara doi  konglomerat warisan Papa Mama_ tentunya punya gedung pencakar langit di New York.  Ketika New York eh Metropolis diserang kapal alien, Superman bertempur menyelamatkan Metropolis. Sangkin asyiknya berantem dengan sesama alien, gak sadar Superman malah bikin gedungnya Batman runtuh sampai membunuh banyak pegawai kesayangan Batman.

At least runtuhnya ke samping ya bo. Di sini sutradara Zack Snyder menggambarkan gedung runtuh ditabrak benda terbang dengan lebih masuk akal dibanding sutradara 9/11 yang menggambarkan WTC runtuhnya rapi turun ke bawah.

Sambil memeluk seorang anak pegawainya yang hampir saja kejatuhan gedung, Batman menatap sebal Superman yang sedang asyik baku hantam di langit sana, tapi gak bisa ngapa-ngapain tanpa gadget-gadget mahalnya.

Superman ceritanya sejenis Tuhan yang maha kuasa, dan karenanya gak mungkin maha pengasih karena kekuasaan mutlak hanya akan melahirkan tyrant kalau kata para Senator Roma ketika Julius Caesar mau menguasai Republik Roma.

Batman ceritanya juga konglomerat yang sepertinya gak jenius karena diperankan Ben Affleck, bukan Matt Damon.  Tapi harta warisan Batman membuatnya mampu membayar Alfred yang kemudian membuatkan Batman beragam baju tahan segala, mobil balap hitam doff bisa segala, dan mengoperasikan segala teknologinya dari jauh sehingga Batman datang-datang tinggal colok USB atau tekan satu tombol.  

Tuhan yang tirani lawan Konglomerat yang tak kalah tirani.

Kalau saja ceritanya cuma itu, film Superman lawan Batman ini bisa jadi masuk akal. Hanya saja ternyata dua pahlawan kita ini berantem cuma gara-gara diadu domba Lex Luthor, konglomerat jenius tapi jahat yang diperankan pemeran Mark Zuckerberg, bukan karena masalah ideologi seperti diceritakan di awal. Diakhiri dengan Tuhan dan Konglomerat ini tiba-tiba baekan karena mamaknya namanya sama. 

Tapi ya sudahlah. Syukur juga ada karakter Lex Luthor ini. Setidaknya  ada karakter yang bisa gue mengerti daripada dua abang-abang berdada bidang yang sepanjang film cemberut mulu.  Solusi Batman menghadapi si Maha Kuasa ini adalah pake baju besi yang lebih bulky dari biasanya kalau doi ngegebukinnya penjahat jelata proletar biasa.

Di akhir cerita, Tuhan dan Konglomerat bersekutu, membentuk Trinity bersama seorang Wonder Woman yang memang membuat kita wonder wonder semalaman kok doi bisa malam-malam keluar cuma pake baju renang tapi gak kedinginan.

Eh bukan itu ding akhirnya.   Akhirnya Superman mati, tapi pasti belum mati karena di ending film peti matinya getar-getar menandakan akan ada sekuel-nya. Mana rela mereka membiarkan si Maha Kuasa mati begitu saja tanpa mendatangkan uang lebih banyak lagi.

Yang pasti bukan uang gue.  Cukup sekali gue bayar buat film kaya gini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar