Selasa, 08 Maret 2016

Misteri Buku Bagus Banget

Suatu waktu di masa kuliah, sebuah buku enggak banget dihadiahkan seorang penulis berkumis lele bertampang cunihin pada teman kami yang cantik. Ceritanya tentang someone yang pacarnya ternyata keturunan PKI trus tobat atau apalah gitu.

"Ali, coba deh baca. Bagus banget," kata gue gak rela sendiri terbuang waktunya gara-gara buku 'bagus banget' ini.

Karenanya di minggu sore itu Ali sudah membuat teh, bersiap membaca buku bagus banget disinari matahari sore kosannya.

"Apa ini?" kata Ali sewot di Senin Pagi disambut kekehan gue.

"Addiena, baca deh ini. Bagus banget," kata Ali pada Addiena.

"Iya bagus banget," tambah gue penuh bintang kekaguman di mata.

Tentunya 'apa ini' terjadi lagi di lain pagi.

Addiena lalu mencari korban berikut untuk dihabiskan waktunya membaca buku bagus banget itu.

Apa ini terulang lagi. Begitu terus sampai suatu pagi seorang korban berkata...

"Iya ya... bagus banget," katanya. Membuat kami semua yang sudah siap terkekeh ganti ternganga.

Sepuluh tahun setelahnya, gue masih membahas penyebab kok bisa-bisanya dia suka buku bagus banget itu bersama dua penulis.

Analisanya:

1. Dia memang suka. - didukung oleh Sally. Namanya juga selera. Sama seperti kok bisa-bisanya ada orang yang lebih suka Good Dinosaur dibandingkan Inside Out.

2. Dia gak suka tapi pura-pura suka karena semua temannya suka. - didukung oleh gue.

3. Dia gak suka tapi pura-pura suka buat ngerjain kita. - kata Ifan.

Sampai hari ini masih belum terkuak misteri kenapa dia bisa suka buku itu. Tapi gue malah belajar satu hal tentang gue.

Gue bisa mencurigai dia gak suka tapi pura-pura suka karena yang lain terlanjur suka karena gue juga suka begitu.

Apa yang gue bilang tentang dia gak akan pernah menunjukkan dia siapa, malah menunjukkan gue siapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar