Rabu, 09 Maret 2016

Matahari Sabit

Gue melihat ke kanan, melalui kaca film mobil, sebuah matahari sabit bersinar membuat pagi ini terasa sore.

"Ca, lo gak liat gerhana? Udah mau abis lho."

"Lha katanya 15 menit lagi baru total."

"Di jakarta mah gak akan total."

Chica pun buru-buru keluar rumah. Disusul Bang Gigit, Papi, dan Mbak Eni. Bergantian memandangi langit dengan bantuan hasil ronsen Baby Sergie.

Matahari sabit tetap mempesona walaupun dengan foreground tengkorak Sergie.

Tukang-tukang rumah depan yang gak punya kaca film atau ronsen untuk membantu melihat gerhana malah menonton kami sambil tertawa-tawa.

"Ini cuma seratus tahun sekali ya?" tanya Papi.

"Nggak, Pi. 33 tahun sekali."

Pertama kali terjadi tahun 1983, ketika gue lahir. Berikutnya tahun 2049. Ketika gue mati?

Matahari  dan bulan gak berputar tergantung gue ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar