Selasa, 05 April 2011

Inang-Inang Medan

Ketua FPI Medan dan antek-anteknya dengan semena-mena merubuhkan rumah seorang ibu dan bayinya yang baru lahir.

Inang-inang sekitar mengamuk. Mobil Ketua FPI Medan dikeroyok Inang-inang.

Inang!

Kalau 'inang-inang' artinya jadi negatif.

Kabar gembira di antara informasi Twitter yang lalu lalang: betapa tidak efektifnya crowd funding, single tax untuk film impor, dan informasi lain yang berlalu tanpa meninggalkan rasa.

Gue tertawa-tawa di kamar sendirian, membayangkan belasan Inang dalam baju berbagai warna menyerang pendekar-pendekar berpakaian putih-putih yang biasanya berteriak lantang atas nama Tuhan. Sekarang mereka kabur ketakutan, bersembunyi di balik polisi.

Melihat presiden yang hanya bisa prihatin dan polisi yang hanya bisa nonton mayat-mayat dipukulin, aksi mereka membangkitkan sebuah rasa yang sudah lama tersembunyi terkubur malu.

Rasa bangga jadi orang Indonesia.

Bangga jadi orang Batak.

Lebih bangga daripada ketika PSSI juara dua.

Now I have one more reason to make 'Demi Ucok'.

Karena Inang-Inang ini layak diabadikan.

Inang!

Inang-inang, mulai hari ini namamu akan tetap harum walau diulang dua kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar