Senin, 03 Juni 2013

Wedges, Crocs, dan Stilleto


Di atas stiletto 12 cm, dia berjalan dengan santai.

"Gue cuma pakai ini kalau ada acara doang. Sehari-hari ya gue pake wedges."

Sementara wedges buat gue sudah prestasi besar, lambang kewanitaan tingkat tinggi. Suatu hari gue terpaksa beli ankle boots wedges di saat kaki gue sudah beku akibat berjalan dengan sepatu basah di antara salju Perancis. Ternyata  wedges memperpanjang bagian bawah tubuh gue sehingga terlihat lebih ramping dan proporsional.  Tapi tidak buat dipakai sehari-hari melewati pedestrian tak kaki-awi di Jakarta. 

Sehari-hari gue pake sendal crocs item yang nyaman dan cocok dipakai untuk  semua jenis baju.

Hanya menurut gua, tentunya.

Banyak handai taulan yang terobsesi menggunting sendal crocs gue yang malang biar gak dipakai lagi.

Ada yang memberikan sepatu wakai kuning berdaun-daun hijau sebagai hadiah ulang tahun. Apakah ini cara Luckus mengatakan dia bosan liat sendal crocs gua tanpa silet dan gunting?

A woman is judged by the shoes she choose.

Apakah daily use of crocs hitam mendepak gue dari jejeran wanita sophisticated bercita rasa masa kini?

Apakah gue harus terlihat lebih ramping dan proporsional setiap hari dengan mengorbankan stuktur tulang telapak kaki?

Adakah sepatu nyaman yang bikin gue sophisticated ?

Ah terima saja memang gue bukan wanita sophisticated.

*kembali ke crocs hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar