Minggu, 16 Juni 2013

Papi Ulang Tahun

"Ca, Papi ulang tahun Juni atau Juli sih?" tanya gue ke Mama Singa setelah siang-siang Deden bangun dan menanyakan apakah Papi ulang tahun.

"Benar-benarlah kau anak bungsu tak berbakti," aum Mama Singa.

Papi lagi di Manila, mengurangi satu list negara yang ia ingin kunjungi sebelum ia meninggal, bersama Mami. Tadinya Papi mau pulang ke Bandung tanggal 18, tapi diundur jadi tanggal 16. Gue gak ngeh kenapa Papi ngundurin jadwal pulangnya. Ternyata mungkin karena dia ulang tahun.

Ingin menebus dosa, gue berpikir apa yang bisa gue belikan pada Papi untuk dia ulang tahun.

HP baru, ah nanti dia ilangin lagi.

Topi pet baru, ah nanti dia ilangin lagi.

Sepatu lari baru, ah nanti dia gak pakai lagi. Bagi papi sepatu cukup satu.

Papi adalah manusia yang sangat sederhana. Bajunya itu-itu melulu kalau nggak dibeliin Mami. Papi tidak pernah suka barang bermerk. Semua barang yang dia pakai akan terlihat mahal, menurut dia.

Papi gak punya pengetahuan soal keindahan. Semua ruangan di rumah gue ditempeli kalender gratisan dari Apotik Bintang Semesta.

Hobi Papi adalah menyenangkan keluarga. Waktu gue kuliah, setiap pagi mobil gue sudah terisi penuh dengan bengbeng dan aqua nangkring di jok depan. Gue bahkan tidak pernah tahu berapa harga bensin premium sampai 2007, saat uang Papi tak lagi sebanyak sebelum pensiun.

Waktu gue mulai diet, di dapur selalu tersedia pisang, pepaya, dan aqua 1,5 liter berbotol-botol.

Hadiah ulang tahun apa yang perlu gue belikan untuk Papi?

Papi gak minta apa-apa. Mungkin cukup kalau gue gak nyusahin Papi.

Hhhh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar