Senin, 03 Juni 2013

Menang

In a culture so obsessed with winning, gue gak suka jadi kalah.

Saat nama Herwin Novianto dibacakan, gue gak merasa kalah. Gue aware kalau piala-piala  ini ada maunya.  Herwin Novianto bukan sutradara yang lebih baik dari Hanung Bramantyo. Atau Garin Nugroho. Atau Sammario.

Tapi ketika dulu nama gue yang dibacakan,  sempat ada perasaaan senang dan harap-harap kalau memang gue lebih baik dari yang lainnya. Setidaknya sekarang gue ada pengakuan.

Apakah semua pemenang sebenarnya loser inside? Butuh pengakuan baru bisa bahagia? Butuh orang lain lebih buruk dari kita.

Adakah cara lain membahagiakan diri selain menang dan mengalahkan orang lain?

Memenangkan orang lain. Melihat Mak Gondut menang, gue merasa lebih menang dari semua pemenang. Gak semua orang bisa menghantar emaknya memenangkan Piala.

Apakah gue anak berbakti  atau another loser inside? Apakah orang lain kurang berbakti kalau gak memenangkan piala buat emaknya?

In a culture so obsessed with winning, satu-satunya cara biar lo bisa bilang menang itu gak penting tanpa terdengar jadi sore loser  adalah ketika lo pemenang.

Dan hari ini gue bukan pemenang, jadi sebaiknya gue diam aja.

Tapi gue anak pemenang.

Bangga?

Banget.

Ah, emang loser inside.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar