Sabtu, 01 Juni 2013

Narasi Frustasi

Mindfulness shows in everything you do. Not only eating.

"Hari ini semua lo makan," kata co-director lain mengingatkan, melihat gue menyambar kripik tempe sambil mengawasi monitor editor.

Hari ini dimulai dengan sebuah mindful banana sesuai doktrin breakfast Food Combining. Rencananya gue akan mulai merangkai narasi episode 3 Demi Turki dengan tenang agar Rabu nanti Kompas gak freak out ngeliat another rough cut tanpa storytelling yang gripping.

Begitu sampai di kepompong yang gendut dan berantakan, I lost my focus.

Oleh-oleh buat Daud ikut gue cicip. Kue-kue pasar yang rasanya biasa aja gue makan tiga. Seloyang pizza + french fries Daud + seperempat Calzone Deden + mojitos hijau artifisial + sisa milkshake Deden ikut masuk perut tanpa awareness. Pulang-pulang langsung menyambar tahu dan tempe goreng,dimakan sambil jalan naik tangga. Seporsi besar bihun goreng Naripan pun langsung disantap diiringi kicauan Mak Gondut. Diakhiri dengan kripik tempe dan sebuah peringatan dari Daud.

Gue menarik nafas panjang, mencoba fokus lagi. Biar gue gak merusak tubuh dan pikiran dengan racun-acun yang rasanya sebenarnya tak membuat perasaan bahagia, malah semakin frustasi. Tidak seperti soft tofu sopu dan green tea cookie kemarin. Hmmm...

Gue kembali ke kamar, meninggalkan para editor yang bekeja keras dengan alasan gak bisa menulis kalau berantakan.

Di kamar, gue tertidur dan baru bangun 11 jam kemudian.

Tidur dan makan kebanyakan: tanda-tanda frustasi?

Atid, don't be so tough on yourself.  You just had 7 days of  your first time being a jury in a festival far away from home,  a long hour flight, and a bus ride from Jakarta that takes longer than the flight. Thanks to kemacetan Jakarta di malam Jumat.

You deseve a lot of food and a lot of sleep. 

Don't judge yourself, so you won't judge others.

I love you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar