"Parkirnya gak boleh di sini, Mbak. Ini untuk panitia."
Gue parkir nun jauh di luar gedung. Toh session gue ngomong masih jam 1 nanti. Gak apalah jalan dikit.
"Mau registrasi ? Di sebelah sana, Mbak."
Untung disangka peserta, berarti muka gue muda.
"Sebelumnya kita perkenalkan dulu para pembicara kita. Mas Desta. Trus ada Laura Basuki. Trus... eee... Mbak, silakan perkenalkan diri Mbak."
Gue diam saja menanggapi MC, bingung dia beneran lupa nama gua atau bercanda.
Kalau bercanda, pura-pura lupa nama pembicara di depan wartawan terus terang gak ada lucu-lucunya. Kalau beneran lupa, kaca mata bolongnya perlu dikasih kaca biar gak kebanyakan gaya dan lupa tugasnya.
"Mungkin ada yang mau nanya? Ke Mbak Sammaria mungkin?" kata si MC berkacamata bolong, gak enak gak ada wartawan yang nanya gua.
"Apa kiat-kiat anda agar sukses dengan film cin(T)a ?" akhirnya salah satu wartawan bertanya. Curiga bukan wartawan, sepertinya masih salah satu panitia.
cin(T)a sukses ya? Syukurlah ada yang nonton, jauh di atas harapan gua.
Kok bisa?
Yang pasti bukan karena LA Lights Indiemovie.
Teringat masa-masa di mana gue menjadi peserta LA Lights Indiemovie. Susah-susah menunda kerja demi bikin film yang dijanjikan masuk bioskop. Apa daya film jelek. Jadi ketika janji-janji tinggal janji, ke bioskop hanya mimpi... gue hanya bisa memble tak mampu membela diri.
Dan kenapakah hari ini gua masih di sini?
Nasib jadi sutradara kurang terkenal. Mungkin alumni mereka yang lebih terkenal tak akan diperlakukan kaya gini.
Alumni mereka siapa aja ya? Katanya tahun pertama 600 peserta dan meningkat menjadi 2000 di tahun-tahun berikutnya, bukti berkembang pesatnya program ini.
Berarti sudah ada 6600 alumni.
Yang bikin film siapa aja?
Hmmm...
"Sammaria, jadwal kamu jadinya jam setengah empat. Bukan jam 1."
Jam 3.30 ada meeting penting. Makan nanny's pavilion ama Bang Gigit dan Mama Singa.
Gue pulang.
Dan akankah gue datang lagi tahun depan?
Exactly!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar