Kinetransfer pertamaku: menyaksikan goyangan DV PAL Ayu Riana di-stretch jadi 1920x1080. Wajahnya jadi 3 warna tanpa gradasi dan ujung-ujung pinggulnya jadi bergetar.
Akibat buta work flow kinetransfer.
Seharusnya DoP tidak membuat warna yang melewati batas over dan under. Seharusnya editor tidak berusaha membuat warna cantik dan kontras dengan color grading. Biarkanlah gambar apa adanya tanpa kehilangan detail di area hitam dan putihnya agar colorist kinetransfer bisa dengan leluasa merekayasa warna, dibantu Da Vinci 10 milyar dan monitor seharga Inova-nya.
"Produser Indonesia banyak yang gak aware akan hal ini. Mereka maunya warnanya udah cantik duluan pas online. Jadi pas dikasihin ke kita, gak bisa diapa-apain lagi," kata mas colorist baik hati yang memperlihatkan contoh-contoh film yang dibuat dengan kamera ramah filmmaker pemula : 7D, 5D, dan Z3.
Padahal prouser gakperlu nambah duit. Coloring ini sudah termasuk dalam paket kinetransfer yang tidak ramah filmmaker pemula.
"Kemaren quotation-nya 350 juta," kata asisten produser. Working Girls akhirnya dapat lebih murah. Di bawah 100.
Karena dokumenter?
Karena nama produser.
Oh.
"Itu baru kinetransfer. Belum bikin copy. Setidaknya 30 copy biar bisa diputar serentak di 60 bioskop."
Another 300 juta.
Total 650 juta, semahal bikin filmnya.
Dapat dari manakah 650 juta ini?
Ngumpulin 100 ribu dari 10 ribu co-producer?
"Kok kayanya lebih gampang ngumpulin sejuta dari 1000 orang ya?" kata Senior Relationship Manager yang banyak ketemu nasabah milyaran.
Gimana kalau 2012 orang aja?
"Tapi kan kita mau launchingnya 2011," kata produser.
"Sebenernya emang cuma 2011 orang, hanya si produser dihitung 2," kata komisaris utama.
Monyet!
2012, akankah jadi kiamat? Ataukah jadi tahun berkat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar