Sabtu, 21 Agustus 2010

Menanti Maher

BBM gue : Bang Gigit, Mama Singa, siap-siap. Adik kecil menuju Jakarta.
(+ simbol setan tertawa)

BBM Gigit: Maher, please coming soon...

Maher adalah nama bagi anak Bang Gigit dan Mama Singa. Sudah dinubuatkan jauh sebelum dibuat.

Awalnya Januari 2010, saat Bang Gigit dan Mama Singa bulan madu ke Danau Toba diikuti Mak Gondut dan antek-anteknya, terjadi mujizat: Sharondeng ke gereja.

Ini ke dua kalinya Sharondeng bergereja di tahun ini. Ini mujizat luar biasa karena kuota bergereja Sharondeng hanya 3 kali/ tahun. Kalau di tahun baru saja sudah kepake 2, ditambah paskah + natal berarti Sharondeng setidaknya akan gereja 4 kali tahun ini. Haleluyahahahaha.

Di gereja, terjadi mujizat ke dua: Sharondeng buka Alkitab.

Walaupun alkitabnya versi I-phone dan hanya dibuka karena Sharondeng bosen dengerin pendeta, dia digerakkan untuk membuka Yesaya dan menemukan sebuah nama.

Mahershalalhashbaz. Nama terpanjang di Alkitab. Orang yang akan menyelamatkan bangsa Israel dari penjarah Sammaria.

Sharondeng, yang seumur hidupnya selalu dijarah Sammaria, langsung bersukutu bersama korban lainnya: Bang Gigit dan Mama Singa. Ini satu-satunya kesempatan mereka untuk merdeka. Maher harus segera dibuat.

Mumpung Maher belum datang, Sammaria harus memaksimalkan penjarahan, seperti hari ini. Sammaria datang tanpa diundang, buka pintu pake kunci sendiri, berkubang di sofa, sambil makan Lays simpanan Mama Singa, ketawa-ketawa ngabisin bandwidth nontonin Youtube Jason Mraz dan Ellen Degeneres.

Padahal baru dua hari Sammaria pulang ke Bandung, memberi kesempatan Bang Gigit dan Mama Singa membuat Maher. Betapa bahagianya bisa kejar-kejaran di ruang tamu layaknya pengantin baru, tanpa diganggu adik kecil yang senantiasa minta makan.

Lumayanlah udah bisa kejar-kejaran dua hari. Mudah-mudahan Maher sudah terbuahi.

Tapi dokter bersabda beda.

Ada 4 jenis sperma.
Jenis 1: tembak langsung ke sasaran, kaya Batak.
Jenis 2: alon-alon asal klakon, kaya Jawa.
Jenis 3: jalan di tempat grak, kaya paskibraka.
Jenis 4: layu sebelum berkembang, kaya Titik Puspa.

Tebak tebak tebak! Punya Bang Gigit jenis ke berapa?

Exactly.

Walau sudah dikasih marga Tampubolon, Jawa tetap Jawa.

Pasukan 'alon alon asal klakon' ini juga harus menghadapi tantangan terowongan sempit yang dinyatakan tersumbat oleh dokter. Pantesan sudah 8 bulan menikah, Maher tak juga terbuat.

Dokter tak berani bersabda, tapi kami mencurigai penyempitan ini dikarenakan lemak jenuh akibat Mama Singa kurang olah raga.

Semua tes ini dilewati Bang Gigit dan Mama Singa dengan penuh perjuangan demi Maher.

Eh... Mama Singa doang yang penuh perjuangan. Cowo sih tinggal baca majalah porno dan nyumbang sperma. Si cewe yang harus melewati berbagai pencobaan yang mengacak-acak tubuh dan hormon, membuat Mama Singa semakin singa.

Setelah selesai tes, mereka masih harus menanti konsultasi minggu depan dengan harap-harap cemas. Kemungkinan Mama Singa akan disuruh laparaskopi: another pisau menyayat-nyayat perut demi memusnahkan kista yang menghambat laju pasukan alon-alon.

Another siksa buat wanita, sementara si pria akan tenang-tenang saja.

Siapa bilang?

Si pria harus menghadapi singa ngamuk karena hormonnya diaduk-aduk.

Kalau gagal, pilihan lain lebih mengaduk hormon: inseminasi buatan. Kalau gagal ya bayi tabung. Sudah mahal, kemungkinan besar gagal. Kalau berhasil, bisa-bisa kembar delapan.

Bayangin Mama Singa ada 8 kecil-kecil. Hiyyyyyyy... Satu aja serem.

Dan bayangin kalau delapan-delapannya ternyata wanita dan bergabung jadi komplotan Sammaria: gemar minta makan dan menguasai sofa.

Wanita dijajah pria sejak dulu?

Yang bikin lagu ini pasti gak kenal Sammaria.

1 komentar: