Selasa, 10 Agustus 2010

Komedi Ramadhan

FPI mengejar-ngejar jemaat HKBP Bekasi.

Bubarkan FPI>>> twitter bersabda, tak rela agamanya dipakai seenaknya.

"Bukan FPI. Itu cuma warga," kata petinggi Front Pembela Islam membela diri, eh membela Islam, eh membela diri, eh membela... membela siapa?

"Ini rekayasa mereka," kata Tim Pembela Muslim setelah Abu Bakar Baasyir ditangkap. Sebuah drama reality di depan markas polisi dibintangi beberapa densus bertopeng hitam yang siang-siang gak kepanasan mendominasi TV.

"Mereka siapa, pak?" tanya salah satu wartawan off frame.

"Ya itulah... Amerika, Israel, dan antek-anteknya."

Komedi.

Warung remang-remang di Bogor dibakar. Si petugas dengan bangga mengatakan kalau dia sedang menjaga kesucian Ramadhan, tidak peduli si pemilik terkapar jantungan.

Komedi.

Sebuah BB dari teman: mengajak memblokir dan menyerang balik Kaskusers yang mengina Yesus. Mari bela Yesus.

Komedi.

SBY, terlihat tua dan lelah walau dengan kacamata emas baru: "Terorisme jangan disangkut pautkan dengan politik dan agama."

Komedi.

Gue memilih ignorance dan bertamasya ke komedi lain lewat kata-kata Ayu Utami: Manjali dan Cakrabirawa. Tapi gue malah ditampar untuk kembali ke reality.

Cerita sama, beda pemeran, untungnya beda pendekatan. Sejarah menjadi tidak lagi 'garin nugroho' (bahasa banci untuk garing, gak lucu).

Komunis dibasmi. Setan. Menghina agama. Mari kita bela agama.

Islam, Muslim, Yesus, Agama... perlukah dibela?

Tercerahkan sebentar. Bengong. Butuh another dose of renaissance.

TV tak lagi Baasyir dan FPI.

Ok, TV. I'll give u another chance. Entertain me! Mungkin kali ini komedimu lebih berarti.

Tampak para pejabat mulai megambil tindakan. Rapat besar digelar. Petinggi-petinggi dengan wajah serius silih berganti memasuki ruangan. Berjam-jam.

Rapat penentuan nasib negeri ini dimulai.

This might be a good sign. Tampaknya kami mulai menyadari kalau negara ini sudah dalam keadaan genting dan perlu duduk sama-sama untuk membenahi diri.

Live show terus-terusan.

Detik-detik penentuan.

"Puasa dimulai hari Rabu," kata Pak Mentri mengetuk palu.

Disambut tepuk tangan. Selesai.

Baasyir? FPI? HKBP? Inflasi? Nasib negeri?

Selesai!

Bukankan kita lebih perlu berbenah diri daripada ...?

"Ini lebih penting, karena nentuin besok gue makan siang ada temen atau nggak," sambung Chica membela mentri.

Memang tak semua orang seberuntung gue. Teman-teman gue mengartikan puasa adalah menahan diri sendiri, bukan menahan orang lain untuk menahan diri. Gua bebas makan siang tanpa konflik berarti.

Baasyir? FPI? HKBP? Inflasi? Nasib negeri?

Shut up, bitch. We are doing something. Bukti: Ramadhan datang, situs porno hilang.

Baasyir? FPI? HKBP? Inflasi? Nasib negeri?

Masih ada Amerika, Israel, dan kroni-kroninya untuk jadi antagonis dalam komedi kali ini. Kita tidak perlu berbenah diri.

Selamat Ramadhan buat yang menjalankan, tidak menjalankan, dan yang seharusnya menjalankan. Semoga menjadi bulan yang mengawali kesucian, bukan kepura-puraan sebulan.

1 komentar:

  1. Ramadhan datang, situs porno hilang??? Yang bener?? hmmmmmmmmmmmmmmm...............yang perlu dihapus situs atau pikiran porno??? hmmm, gak tau dehhh...........

    BalasHapus