Di awal sembilan puluhan, Aji yang baru lulus SMA datang dari Jakarta ke Cisitu untuk les seni rupa biar bisa masuk ITB. Tapi emaknya memanggil pulang, lebih baik kuliah di Jakarta saja. Nemenin mamak.
Aji pun pulang. Les Seni Rupa sia-sia.
Di sekolah Jakarta, Aji ketemu Anky. Anky menjodohkan Aji dengan Sally. Sally dan Aji ke mana-mana bersama, termasuk tiap ketemu gue.
Hari ini Aji mengajak gue ke tempat dia les dua puluhan tahun yang lalu.
Yang gue lihat adalah sebuah rumah yang lahir tahun 70an, dengan pagar tanaman rendah jadi bisa gosip ama tetangga, jalan sempit berbatu alam indah tapi dengan selokan yang baik, lapangan di ujung gang yang membatasi dengan kampung tepi sungai. Gue sibuk membayangkan shooting Kepompong Mak Gondut sementara Aji beli gorengan.
"Sering-sering main sini ya," kata si Ibu senang mencium Aji doyan jajan.
Gue mundur sedikit, melihat si rumah dari ujung kompleks garasi bersama yang memungkinkan rumah-rumah itu jalannya intim. Yang gue lihat adalah si rumah dengan latar belakang apartemen yang menjulang dan sepertinya akan bertambah banyak dan bukan dibuat untuk si Ibu penjual gorengan.
Semua yang ingin gue ceritakan di Kepompong Mak Gondut dapat gue shoot dalam satu frame ini.
Untung dulu Aji les di Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar