Rabu, 27 April 2016

Si Nur Pulang

Majikan pulang dari Jakarta, mengamuk menyadari Si Nur gak di rumah. Rumah harus selalu dijaga. Kalau mau pergi, harus nunggu Majikan pulang dulu.

Nur datang 2 menit kemudian, bilang dia hanya sebentar ke apotik depan, beli obat dan pulsa. Tolong jangan marah-marah, dia masih pusing. Kemaren pendarahan.

Kan Nur sudah dibawa ke dokter, kata Majikan.

Nur bilang itu bulan dokter, hanya dilihat-lihat saja entah sama siapa. Dokternya gak ada.

Gue baru tahu ternyata Nur belum ke dokter.

Majikan tetap mengamuk. Berarti selama ini Nur suka pergi-pergi kalau dia gak ada.

Nur bilang kalau Ibu gak suka, biar Nur pulang saja.

Majikan bilang tunggu ada gantinya.

Tapi sejam kemudian, Nur naik ke atas. Minta plastik sampah gue yang besar. Dia disuruh pulang, tapi gak boleh bawa tas dan baju-baju pemberian Majikan saat bersih-bersih gudang bulan lalu.

Majikan memeriksa plastik Nur. Banyak barang-barang yang dicuri Nur.

Nur bilang dulu sudah dikasih ke dia.

Majikan mendepak Nur, menguncinya di luar. Gak boleh masuk lagi.

Gue menyelipkan uang pada Nur, jangan sampai dilihat Majikan. Mungkin Nur memang pencuri. Mungkin dia suka kabur kalau gak ada orang di rumah. Mungkin dia memang ingin pindah kerja.

Mungkin tidak.

Yang jelas Nur manusia, yang punya anak, punya perasaan, dan kalau naik ojek harus bayar.

Semoga Nur mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bisa berkumpul dengan anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar