Kamis, 21 April 2016

Ngomong

Kelamaan berkubang di kotak gue, gue jadi lupa betapa bahagianya gue ngomong dan didengarkan orang. I have a gift for words, kalau kata guru les Bahasa Inggris gue di zaman SMA dulu. Gue di-vote seluruh kelas sebagai orang yang paling jago ngomong.

Seperti hari ini, gue menceritakan cerita-cerita yang menyenangkan gua. Sepertinya mereka juga senang mendengarkan.

Tapi kegemaran gue bercerita sebenarnya pedang bermata dua. Seringkali gue terlalu ketagihan didengarkan dan tidak lagi mendengarkan.  Padahal cerita gue cuma menarik kalau gue banyak mendengarkan.

Banyak mendengar memperkaya gue dengan cerita-cerita seru orang lain yang akan membawa manfaat bagi banyak orang kalau diceritakan, tapi mereka tidak bisa menceritakannya. Karena gue dikaruniai banyak waktu menonton karya storyteller lain, gue jadi lebih peka akan timing dan editing agar cerita lebih fokus menyampaikan rasa.

Karena yang diingat orang adalah rasa. Kadang bahkan cerita pun bisa dilupakan.

Jadi ingatlah hari ini. Bagaimana rasanya menjadi mulut dari sebuah cerita besar. Lebih menyenangkan daripada sendirian menjadi the center of attention, ketakutan salah ngomong atau kurang keren. Rasa ini lebih menenangkan.

Dan semua dimulai dari mendengarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar