Rabu, 29 Mei 2013

The Jury

"The film is a fake. It doesn't have a feminist perspective, and the camera work is very sexist. I don't believe the film is made by a real lesbian."

"Don't you guys love this film? The director is very brave in terms of storytelling"

"There are too many technical problem."

"It observes the women problem in Asia. It should get a special mention."

"We should judge it by the work, not by the hiddden potential."

Pertama kalinya jadi juri, gue dimasukkan ke kumpulan 2 festival director yang sangat artikulatif dan 2 sutradara yang tak kalah artikulatif walau tak berbahasa inggris.

Semakin menyadari betapa pentingnya menjadi artikulatif dalam industri ini. Kita harus bisa menjelaskan perasaaan kita.

"Jangan kasih gue skrip, kasih gue gambar,"  teringat seorang sutradara yang tak bisa berkata-kata. Tapi filmnya tetap menyentuh.

Mungkin bukan artikulatif, tapi sensitif. Sutradara harus tahu apa yang ingin dia bicarakan.

Visually.

Kalau bisa verbally, lebih baik lagi.

Kaya Park Chan Wook. Visualnya sudah membangkitkan emosi yang tidak bisa gue mengerti. Mendengar dia berbicara dan menjelaskan perasaaan gue dalam kata-kata , visualnya jadi lebih mempesona.

So many things to observe before I can make Raja Kata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar