Jumat, 24 Mei 2013

Sate Gereja

Jam 7 pagi, semua Sepupu Gondut sudah bersiap-siap ke Gereja. Terlalu telat untuk kebaktian jam 7.

Ternyata  4 Gondut langsung hadap kanan grak menuju Sate Gereja.

Sate itu sudah mereka makan sejak 1997. Saat tiap Senin Satu masih berrok merah-merah, dan  gereja masih jadi kewajiban yang bisa memerahkan rapor sekolah.

"Ah biasa aja rasanya," kata Kak Melda mengomentari sate. Mungkin Atid dan Chica terjebak nostalgia 1997, jadi tiap Minggu wajib ke  situ.

"Kalau yang ini enak," katanya berbinar-binar setelah mencicipi siomay yang konon tanpa babi. Melda langsung berburu di manakah dia berjualan. Minggu gereja, malamnya di kawasan pelacuran.

Siomay ternyata tidak mengenal  gelap terang kehidupan. Dari pendeta sampai pendosa, semua cinta.

Setengah jam kemudian, Bang Deden datang bergabung, langsung dijarah  4 Sepupu Gondut yang 5 menit yang lalu berikrar diet.

"Itu kan buat Kubus," protes Bang Deden.

Kubus dibungkusin sate baru.

Jam 10  bel berdentang, tanda kebaktian berikutnya akan dimulai.

4 Sepupu Gondut pulang dengan perut kenyang dan hati riang.

Manusia tidak hidup hanya dari firman saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar