Selasa, 14 Mei 2013

Chica

"Gue stress sampai perut gue melilit baru hari ini," kata Chica sebelum bobo.

Demi Turki di ambang perpecahan karena 2 saudara kita bertengkar di Whatsapp. Satu cabut dari Whatsapp Group dan mengancam cabut dari Demi Turki.

"Gue kasian ama lo. Ini kan kerjaan lo. Lo pasti kepencet banget di antara mereka berantem."

Dan gue seharian berbinar-binar makan ketan susu srikaya. Lupa ada yang berantem.

"Apalagi bosnya bilang ini buang-buang waktu. Itu kan sama aja bilang kerjaan lo buang-buang waktu. Kan kasian didenger kru lo, si Osman,si  Kutil... kalau buat kita sih ini have fun aja. Buat kalian kan ini kerjaan."

Buat gue ini have fun juga kok.

Baru nyadar ternyata Chica sesensitif ini.

Gue makan ketan susu bukan berarti gak peduli. Hanya gue yakin 2 saudara gue ini sebenarnya saling sayang dan gak akan tega membuat gue kehilangan pekerjaan. Jadi gue tetap fokus merencanakan shooting wiken ini tanpa pernah terlintas siapapun akan mundur.

Half full glass - type.

Beda dengan Chica, si half empty glass yang peduli sekitar dan baik hati. Gue lebih memilih menikmati setengah sisa gelas gue sendiri dan sering gak ngeh gelas sekitar gue setengah kososng.

"Hari ini gue pulang cepat..." kata Chica penuh senyuman.

Jam 8 malam.

Biasanya jam 10 malam.

"Lo gak resign aja, hur?" tanya gue. Pergi jam 6 pagi, sampai jam 11 malam. Gak ada waktu nonton X Factor atau treadmill. Weekdays-nya habis untuk memperkaya some rich American, dan  nanam Farmville di sisa-sisa malam.

"Kalau gue gak kerja, gue ngapain? " tanya Chica bingung.

Nanam Farmville seharian hanya akan membuat Chica kehilangan jati diri.

"Sebenernya gue pengen kerjanya yang sosial sosial.  Kalau aja gue ketemu bos kaya Rick Warren, gue mau bantuin dia. Tapi kan orang kalau mau bantuin orang harus punya uang. Harus kerja."

Sebenarnya Chica gak kekurangan. Bang Gigit udah dikasih naik gaji berlipat-lipat biar istrinya gak usah kerja. Tapi Chica gak juga resign.

Sekarang tiap jam 5 - hopefully 10 malam, Bang Gigit pulang kantor harus bobo di mobil, nungguin istrinya  pulang malam.

Entah kenapa Chica masih bertahan. Padahal karena pekerjaan ini, Chica jadi kurang perhatian ama badan sendiri. Stress pekerjaan, tiba-tiba Chica udah jadi 94 kilo dan tidak lagi memperhatikan penampilan. Ke kantor selalu pakai baju curian (dari lemari gue) dan gak pilih-pilih Apa aja asal muat.

Padahal dulu konon waktu kuliah, Chica 60kg berpantat bohai pernah disuitin anak-anak Teknik Mesin pas lewat kandang mereka.

Sekali, tentunya.

Dan sekarang akibat kegendutan, Chica divonis dokter gak bisa punya anak.

"Kurusin berat badan dulu baru balik kemari," kata Dokter Galak.

Di Demi Turki ini, Chica ceritanya pengen banget punya anak makanya dia mau ngurusin badan. Tapi apakah yang terjadi di episode 13? Gue belum tahu.

Mungkin Chica berhasil  nurunin berat badan. Mungkin Chica lebih berani ngomong ke bosnya biar pulang lebih cepat. Mungkin Chica berhasil punya anak.

Atau mungkin gak ada yang perlu dirubah. Semua sudah baik apa adanya.

Baru kali ini gue bikin film di mana endingnya gak suka-gua gue. Harusnya tagline 'God is a Director' lebih cocok buat Demi Turki.

Sekarang gue cuma bisa menanti dengan kamera sambil harap-harap cemas dan berusaha memahami kalau kenapa semua baik adanya. Tapi kalau boleh gue yang menulis, pasti episode 13 Chica gue bikin bahagia.

Dan baju gue balik semua.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar