Gue terduduk, hampir blackout setelah beberapa pose sederhana di hari ke tiga latihan pelenturan Gale, pemeran Dancing Gale yang in real life beneran penyakitan. Harus dilenturkan.
Taunya sutradara yang tumbeng.
Apakah ini karena perut kegendutan? Kurang sarapan? Atau kemalasan badan?
"Makanan sebenarnya tidak pengaruh. Manusia bisa hidup berbulan-bulan hanya dengan air saja. Mungkin kemaren kurang istirahat?" tanya instruktur melambai yang ternyata beristri.
Gue selalu tidur 8 jam. Gak lihat kulit gue bersinar terang?
Mungkin karena gue tidak bernafas dengan benar. Asupan oksigen ke otak tidak lancar.
Nafas. Gus selalu lupa bernafas. Lupa memberikan nutrisi buat tubuh dan otak gue. Makanya dia selalu terbawa ke masa lampau dan lupa menikmati matahari kini.
Roh tubuh dan jiwa. Mind body spirit. Jiwa raga karsa.
Hidup itu seperti bernafas, ada harmoni. Berkarya juga. Film itu bernafas. Coba rasakan...
Tarik...
Buang...
Tarik...
"AH gue gak suka yoga! Gue tuh meditasi lari 10 kilo ampe ga bisa mikir lagi. Nah itu buat gue meditasi," kata penulis 43 tahun bersepatu boots bertetek kencang dan berlengan padat.
Makanya karyanya penuh passion, kasar, tapi tetap bernafas. Lari 10 kilo gak akan kuat tanpa nafas yang benar.
"Anjing pug emang nafasnya jelek," kata si Gale sambil tertawa mengejek.
Muka gue langsung berlipat-lipat. Tambah pug.
Hari ini gue gak mau lagi jadi pug. Gue mau di umur 43 nanti foto di majalah Tempo, pake boots, tank top ungu, dan pamer lengan.
10 kilo?
2 kilo dulu deh, Mbak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar