Minggu, 14 April 2013

Creation

Creation - Uncreation - Recreation

Sebagai orang yang dilahirkan di suku Batak, dibesarkan secara Kristen Protestan,  dan dididik di sekolah yang mengutamakan Ilmu Pengetahuan Alam, gue mendapatkan setidaknya tiga versi sejarah penciptaan dan penghancuran dunia.

Sebagai orang Batak, gue diceritakan tentang si Naga Padoha  yang berhasil diikat si Boru Daek Parujar,  tapi masih suka goyang-goyang dan menyebabkan gempa di Dunia Tengah, tempat kita hidup. Setelah itu Si Boru Daek Parujar kawin dan menurunkan si Raja Batak langsung ke Pusuk Buhit, gak lewat Adam dan Hawa.

Sebagai  Orang Kristen Protestan versi HKBP, gue diceritakan tentang 6 hari penciptaan yang diakhiri dengan penciptaan manusia bernama Adam. Beberapa generasi setelah Adam, Tuhan membersihkan bumi besar-besaran lewat  banjir yang menyisakan hanya Nuh dan keluarganya.

Sebagai lulusan sekolah yang mengutamakan muridnya belajar IPA, gue diceritakan tentang Black Hole dan betapa dunia sesungguhnya sudah berumur jutaan tahun. 75000 tahun yang lalu,  Danau Toba meledak dan menghabisi 60% penduduk bumi dan bumi dilanda musim dingin selama 6 tahun.

Semua merasa ceritanyalah yang benar. Cerita lain hanya dongeng.

Dongeng menceritakan kebenaran dengan cara yang berbeda. Tidak semua orang mau mendengarkan kebenaran karena masing-masing punya kebanarannya sendiri.  Karenanya hari ini gue memilih untuk mendongeng, agar tidak ada yang tersinggung.

Settingnya di dunia kita, entah 75000 tahun sebelum masehi atau setelah masehi, or it can be both. Sebuah megavulkano meletus dan menghabisi 60% penduduk bumi. Sisa 40% selamat karena mereka berlindung dalam sebuah kubus melayang yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Sang Kapten. Sang Kapten mengajak istrinya, 3 anaknya bersama istri mereka, dan masing-masing sepasang dari tiap hewan.

Cerita belum berakhir di sana. Setelah 150 hari, musim dingin belum juga berlalu. Mereka terperangkap di dalam kubus itu dan mulai kehabisan bahanmakanan. Satu per satu hewan yang mereka bawa beralih fungsi jadi makanan. Ketika jumlah hewan mulai sedikit, persaingan antar anak-anak  kapten mulai meruncing. Tidak hanya rebutan makanan, mereka juga bertengkar siapa yang berhak menguasai bumi setelah musim dingin berlalu.

Perang tak terhindarkan, menyisakan hanya para wanita dan anak-anak. Anak-anak lelaki punakhirnya ikut berperang. Tinggal tersisa seorang ibu dan anak perempuan, Gale.

Si anak terlahir lemah sehingga si Ibu melarang anaknya melakukan apapun, apalagi menari. Lebih baik menunggu sampai musim semi tiba.

Tapi si anak tetap menari. Untuk apa hidup kalau hanya diam seperti orang mati.

Si anak meninggal dengan bahagia, ketika menari, menyisakan si Ibu sebagai penghuni terakhir kubus. Uriel datang dan merasakan kesedihan si Ibu.Uriel mengingatkan si Ibu kalau Pencipta mereka sudah berjanji kalau keturunannya tidak akan selesai. Saat pelangi muncul, si Ibu harus menyusuri pelangi dan menemukan sebuah pohon yang masih tersisa di bumi.

Si Ibu pun berekreasi menyusuri pelangi sampai menemukan sebuah pohon di tengah padang tandus. Dia menanam anaknya di sana dan menunggu sampai ia tumbuh kembali.

Si anak tumbuh kembali, tapi tidak bisa ngapa-ngapain kecuali menari.

Aduh kok jadi menyeramkan ya? It's a story of recreation. It's supposed to be more fun. Namanya juga rekreasi.

Bisakah yang menyeramkan menjadi menyenangkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar