Rabu, 17 April 2013

Dongeng

Dongeng berbeda dengan mitos. Mitos berkaitan dengan kepercayaan seseorang, jadi harus hati-hati karena menyangkut kebenaran versi seseorang. Salah-salah bisa didemo.

Dongeng berbeda karena dia bisa menceritakan kebenaran dengan cara yang menyenangkan. Tidak ada yang merasa kebenarannya diserang.

Dongeng punya 4 manfaat:
Manfaat sosial - merawat kedekatan masyarakat sekerabat
Manfaat psikologis - menuntun pendengar menjadi lebih tahu diri sendiri
Manfaat filosofis - menyamarkan arti hal-hal njelimet biar yang denger mikir sendiri
Manfaat hiburan - menyenangkan mata dengan gambar-gamabar imajinatif

Karenanya hari ini kami mau mendongeng kepada lingkaran teman terdekat sebelum Dongeng ini memasuki tahap yang lebih mahal, shooting. Mudah-mudahan bisa memenuhi 4 manfaat tadi, gak cuma jadi karnaval visual dengan tafsir suka-suka akibat riset pas-pasan.

Sebagai produser, gue seperti berdiri di dua tempat.  Satu kaki berdiri di dunia karnaval gambar keren yang memuaskan penonton muda dan menyenangkan dahaga para sutradara yang pengen bikin film yang ada UFO, alien, robot, dan baju-baju cantik. Kaki lain harus berdiri di pemahaman mendalam tentang substansi dongeng yang bukan milik kami sendiri. 

Menceritakan ulang dongeng bisa dengan dua cara. Cara pertama ya mendekatkan si dongeng  antah berantah ke penonton dengan menerjemahkannya ke kehidupan sehari-hari yang emang udah dekat dengan penonton. Tapi para sutradara centil ini pengennya bikin film science fiction. Jadi akan ada UFO alien dan robot yang jelas-jelas gak dekat dengan sehari-hari  penonton.

Robot alien UFO itu masih strata terendah dari science fiction. Science fiction itu all about cara pikir, bukan parade gambar doang. Logika sebab akibat  harus tetap jelas!

Ngik.

Lima sutradara terdiam, berpikir keras bagaimana caranya agar kecentilan visual mereka lebih bersubstansi.

Lutung Kasarung itu ternyata berasal dari pantun yang menceritakan rahasia Surgawi pada masyarakat terpilihnya : Sunda.  Dan banyak menceritakan etika perempuan Sunda.

Cinduo Mato ternyata menceritakan tentang perbatasan dua negeri yang tidak asal diberi nama Imbun Tulang. Kalau lewat dan gak cukup sakti, bisa jadi tulang belulang. Di negeri ini, perempuan punya peran besar karena berhak memilih jodoh sendiri.

Bawang Putih yang  diingat orang kerjaannya nyuci mulu, ternyata bisa nyambung dengan keinginan sutradara mengeksplorasi visualkain-kain nusantara.

Sigale-gale  ternyata gak terjadi di Batak saja. Di suku Asmat pun ada ritua menari menghidupkan kayu.

Timun Mas ternyata bisa jadi karakter yang lebih dark dan complicated karena penuh permainan psikologis.
     
Dan kita baru menyadari 5 dongeng kita ternyata diisi wanita-wanita yang penuh kemarahan. Ada yang marah karena orang tuanya hilang dan umur 17 tahun juga akan diambil. Ada yang marah karena iri dengan orang lain yang lebih disayang. Ada yang marah karena dijadikan property rebutan 2 pria. Ada yang marah karena diasingkan. Ada yang marah karena anaknya diambil Tuhan.

Seharusnya Dongeng Marah ini bisa menjadi dongeng yang kuat dan tidak cape ditonton asal kita bisa menggabungkan benang merah kemarahan ini dan menerjemahkannya lewat:

1.visual
Dominan Merah!   Ditambah karakter bulan merah yang mucul dari masa ke masa.

2. Musik
Belum tau nih. Pastinya dimulai dengan hening, dan tambah marah tambah ber-dentum.

3. Alur sambung menyambung
Dimulai dari cerita zaman dahulu kala, 1980an, 2100,  menjelang apocalypse, dan pasca apocalypse. Ending film ke 5 menjadi awal film pertama, karena dunia tetap berulang.

Berkat  masukan teman-teman hari ini, sepertinya karnaval visual kami akan menjadi puisi yang matang,

Tapi tetap. UFO robot dan alien harus ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar