Sejarah terus berulang karena manusia tetap melakukan kesalahan yang sama: Gak peduli sesama.
The Chain Of Ignorance menjauhkan manusia dari Enlightment.
It's hell on earth. Bukan neraka versi bakaran api abadi buat manusia-manusia berdosa dari agama yang berbeda. Hell is an inability to love which turns people from bearing each other's burdens into Isolated Individuals no longer related to each other but alone with their own selfish interest.
Love is replaced by its lowest form, Fear. Isolated individuals ini tidak lagi saling peduli sesama karena takut kekurangan. Ignorance bahkan sudah menjalar ke unit manusia yang dulunya pernah satu materi, orang tua dan anak.
Dongeng dimulai di suatu waktu ketika dunia masih matriarki dan mitologi didominasi dewi-dewi. Bulan masih berwarna oranye. Seorang anak laki-laki bernama Merah berusaha mendapatkan pujian Ayah dengan memanah seekor peacock jantan nan cantik. Gagal. Dia semakin haus kasih sayang ketika kemudian harus berbagi cinta Sang Ayah yang dipersunting Ibu Putih. Merah kemudian membunuh Ibu Putih dan dimulailah mitologi Patriarki lengkap dengan dewa-dewa pencemburu dan pemarah. Bulan berubah merah.
Lompat ke 1980, masa di mana Bumi masih dihuni manusia dan alien dianggap khayalan kosong. Seorang anak perempuan kehilangan ayah dan ibunya sejak bayi. Dia tumbuh bersama buku harian sang Ayah dan percaya kalau mereka pergi diculik UFO. Dia menantikan ulang tahun ke17 saat dia akan dijemput Ayah.
Lompat ke masa Pasca Migrasi Alien. Seorang Ibu dituduh akan melahirkan monster karena kawin dengan Alien, spesies imigran dari galaksi lain yang dianggap lebih rendah dari manusia. Si Ibu dan Alien melakukan apapun untuk melindungi buah cinta mereka walaupun anaknya dituduh akan membawa kehancuran di Bumi.
Lompat ke masa sebelum Apocalypse. Dunia sudah hampir hancur dan tinggal menunggu sebuah megavulkano meletus untuk menghabisi 60% umat manusia. Para penasihat Raja menyarankan untuk menumbalkan salah satu putrinya untuk mencegah kehancuran. Mengira dia menyelamatkan umat manusia, Sang Ayah merelakan salah satu putrinya dibunuh.
Lanjut ke masa setelah Apocalypse. 40% mahkluk Bumi yang tersisa berlindung di dalam sebuah kubus. Selamat dari kehancuran, mereka malah terjatuh kepada ego lama: siapa yang berkuasa setelah 6 tahun Musim Salju berakhir? Saling bunuh saudara seayah menyisakan 2 manusia terakhir di Bumi: seorang Ibu dan anak perempuannya yang lemah. Sang Anak ingin menari, tidak peduli permohonan Ibunya agar tetap berdiam diri dan menghemat oksigen. Sebentar lagi musim semi. Si anak tetap menari. Buat apa hidup kalau diam saja seperti orang mati.
Lima cerita di atas diisi dengan manusia-manusia yang tidak bisa menerima dirinya. Ada suatu masa di mana pria ingin jadi wanita dan merebut kekuasaan yang terlalu didominasi wanita. Ada suatu massa di mana manusia dibohongi dengan kebenaran-kebenaran versi Penguasa. Ada suatu massa ketika manusia punya versi kebenarannya masing-masing. Dan ada satu massa ketika manusia menganggap dirinya lebih mulia dari mahkluk lain. Tapi semuanya diakhiri dengan sebuah cinta yang tak terbantahkan.
A mother's unconditional love for her daughter.
Dan bulan kembali oranye.
Bah serius kali jadinya? Kayanya butuh ngobrol ama Sali biar gak terlalu sublim. Butuh sentuhan-sentuhan duniawi dari otak penggemar MSG.
Atau yang maen Mak Gondut aja? Dijamin gak akan sublim.
Ah kenapa sih gue takut banget jadi sublim?