Selasa, 14 Juni 2016

Suatu Siang Di Mersi Mami

"Mami di mana? Kalau masih sibuk, Atid naik Uber aja," we-a gue menjelang siang.

"Udah dekat."

Yang artinya baru mau berangkat.

Tapi ternyata tak lama kemudian Mersi Mak Gondut sudah parkir di depan rumah, menunggu siap mengantarkan gue ke travel. Jarang-jarang Mak begini. Mungkin karena kemaren gue baru terkapar kesakitan.

"Kitalah paling enak di dunia ini ya, Tid. Supirnya artis," kata Papi sambil mendelik bulus ke gue.

"Bukan karena artis. Karena Mersi. Abang udah rasakan kan enaknya naek Mersi, di mana-mana dikasih tempat parkir?"  sabda Mak Gondut yang tentunya diakhiri dengan khotbah betapa sebaiknya bensin Mersi ini Papi yang bayar. Padahal di saat beli dulu, Mak Gondut sudah berjanji Papi gak perlu ngisiin bensin.

Di akhir khotbah, gue sudah sampai di travel. Mersi Mak gak dapat parkir, terpaksa nyelip di pinggir jalan bersama tukang batagor dan teh botol.

"Hati-hati ya Dek...," kata Mak dari balik kemudi dengan foreground senyum bulus Papi di kursi penumpang.

Gue melambai lebih lama, melihat Mak selesai nyari receh buat Abang Parkir dadakan yang tetap menagih duit walau Mak cuma berhenti sebentar, sampai Mersi itu menyetir menjauh dengan rusuh.

There are some random moments in life, that you will remember as long as you can, cause in that moment you know you are loved.

This is one of them.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar