Senin, 06 Juni 2016

Stromboli Island

"Pinokio pada awalnya gak tahu dia maunya apa. Tapi karena ada godaan Stromboli Island, pergilah dia ke sana," kata Bu Indah mencoba menjelaskan kenapa semua orang ingin punya rumah.

Hanya saja Pinokio gak tahu kalau kegembiraannya tidak gratis. Dia harus menjadi budak di Stromboli Island, bersama anak-anak lain yang mukanya mulai berubah menjadi monyet dan babi. Begitu juga dengan kita yang berlomba-lomba punya rumah, kadang lebih dari satu. Kita tidak sadar Stromboli Island tidak gratis, harus dibayar dengan uang, waktu, atau wajah yang makin lama makin babi.

Dan sekarang banyak orang  tanpa sadar  menjadi agen-agen Stromboli.

"Indah, umurmu udah berapa? Haruslah punya rumah."

"Indah, kamu gak mau kawin? Ntar susah punya anak kalau udah tua."

Padahal tidak semua anak ingin punya rumah dan anak. Ada anak yang  gak tertarik dengan keriaan Stromboli Island. Lebih tertarik mengelana dunia dan pulang ke rumah Geppeto yang menyayanginya.

"Kok ibu bisa sih tinggal dengan orang tua?" tanya gue heran. Di tengah-tengah para korban mother issue dan father issue, sepertinya lebih enak jadi budak Stromboli daripada harus tinggal dengan father mother si sumber issue.

Respect dan Privacy, katanya.

Dua hal yang dihargai orang tuanya tapi mungkin tidak dimiliki banyak orang tua lain.

"Kok orang jaman dulu bisa ya tinggal dengan orang tua?"

Karena orang tua jaman dulu punya aset sosial dan aset finansial yang membuat keturunan mereka harus tinggal dengan mereka kalau gak mau kehilangan hak sosial dan finansialnya. Jaman dulu kan keluar dari rumah hanya untuk orang-orang yang dikeluarkan paksa karena kawin beda adat atau memalukan keluarga. Sekarang Stromboli Island  memanggil-manggil kita dengan janji hidup yang bahagia, bermartabat, dan merdeka. 

Apakah kita bahagia, bermartabat, dan merdeka? 60% gaji kita untuk tuan tanah. 100% waktu kita untuk tuan bos, gak ada waktu lagi mengerjakan mimpi. Lambat laun wajah dan kulit kita pun tak seindah dulu, penat jadi budak tak bisa ditutupi.

Dan semua ini bisa selesai kalau saja unit-unit keluarga lebih memelihara respect dan privacy di rumah-rumahnya, agar anak-anaknya tidak berkelana ke Stromboli Island.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar