Sabtu, 13 November 2010

Asuransi

Asuransi jiwa atau Asuransi Sakit Kritis?

Lebih baik lo ambil Asuransi Sakit Kritis. 90% orang metong pasti sakit kritis dulu. Jantung, kanker, darah tinggi, dan 34 daftar akibat gaya hidup warga kota lainnya.

Keburu harta lo abis duluan bayar rumah sakit, baru pas mati lo dapet deh tuh duit asuransi jiwa lo.

Mending kalau mati. Kalau sembuh? Terpaksa lo jual tuh rumah, mobil, anak , istri, dan ternak.

Akhirnya metong dalam penyesalan. Menyesal kenapa dulu gak kuturuti nasehat tante agen asuransi paling berpengaruh di Pomparan Ompu Si Marlinang itu?

Dengan Yaris baru hasil jualan polisnya, kami dijemput untuk ditraktir makan. Tentunya sambil dirayu... eh, diprospek untuk menjadi agen pembaharu berikutnya.

"Apalagi sekarang lo punya tanggungan piaraan satu," sambung tante agen.

Si piaraan yang dimaksud nggak merasa, malah asyik makan bulgogi ganggang sulai. Dikiranya yang dimaksud adalah si Kubus, golden retriever baru di rumah.

Si Kubus gak perlu asuransi karena rajin lari pagi. Tubuhnya langsing tanpa ancaman kanker dan tumor, para sahabat lemak tubuh.

"Lo ambil yang 300 ribu sebulan aja."

Si piaraan gak mau ngambil asuransi, gak seksi.

Pernah Paulo Coelho menolak endorse sebuah program asuransi karena disuruh bilang , "Life is great. but just in case."

Or something like that.

Lebih baik hidup senang-senang, mati alhamdulilah, sakit ya tembak diri. Beres. Atau ikut Sali berobat ke Boyolali. Murah, walau ada sedikit abu merapi menyertai.

Hachiiii!

"Atau lo tawarin aja tuh ke temen-temen film lo. Freelance gitu pasti pada gak punya asuransi kan?"

Temen-temen gue juga pro tembak diri/ Boyolali.

"Kalau gitu lo ambil program warisan. Biar kalau lo tembak diri, keluarga lo gak ditinggal kesusahan."

Si piaraan baru tergoda. Kasihan keluarga kalau ditinggal metong.

Haruskah gue menghindari resiko padahal gue tahu tak ada apa pun di dunia ini yang sangup menghindarkan gue dari resiko? Tak juga polis tante.

Jadi untuk apa susah? Bukan lo yang mengurus keluarga lo. Universe will.

Si piaraan kembali menikmati bulgogi gratisan.

"Apalagi kalau makan lo daging-daging gini terus..."

Jadi males makan. Damn.

Menikmati bulgogi tanpa asuransi jadi masuk daftar dosa bagi keluarga urban.

Apa gue ambil asuransi saja? Toh sebulannya hanya seharga dua BH.

Pilihan lainnya ya mulai sekarang gue harus hidup sehat. Olahraga. Banyak ketawa. Punya pacar. Gak makan daging. Mungkin hidup vegan kaya Portia, Ellen, dan Jason Mraz is not a bad idea after all.

Jadi gue bisa hidup bahagia dan tetap beli BH.

OK. No more daging. Kan banyak makanan enak bukan daging.

Contohnya kedai sebelah, Dairy Queen. Blizzard-nya mengundang selera.

"Dan mengundang jantung koroner!"

Tante agen senyum-senyum penuh kemenangan.

Damn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar